tattoos
Showing posts with label Celebrity. Show all posts
Showing posts with label Celebrity. Show all posts

Tuesday, April 5, 2011

Kurt Donald Cobain, atau yang lebih dikenal dengan nama Kurt Cobain adalah salah satu ikon musik rock tahun 90-an. Kurt dan band-nya Nirvana menjadi salah satu band yang meraih puncak popularitas sebagai pengusung aliran grunge. Kurt adalah seorang vokalis dan sekaligus frontman grup asal Seattle tersebut.

Kurt gampang dikenali dari gaya berpakaiannya yang sangat urakan, terkesan kumuh dan betul-betul anti kemapanan. Selaras dengan jenis musik yang diusungnya. Wajahnya tampan, namun lebih sering terlihat kuyu dan tak terurus. Kurt jelas adalah orang yang tak pernah peduli pada penampilannya sendiri.



Kurt adalah seorang yang penuh kontroversi. Ini tak lepas dari kepribadiannya yang susah ditebak dan cenderung introvert. Namun, meski introvert Kurt tetap mampu menciptakan sederet musik yang kemudian jadi muara perlawanannya. Perlawanan terhadap banyak hal.

Musik yang diusung Kurt dan bandnya-Nirvana-sekilas memang jauh dari rasa indah. Bunyi gitar yang kasar dan penuh distorsi dengan gebukan drum dan betotan bas yang garang disempurnakan dengan lirik yang simpel dan kadang sangat pendek. Namun sesungguhnya di situlah letak keindahan musik Nirvana. Simpel dan tidak macam-macam.

Nirvana dengan cepat menarik perhatian kaum muda yang sedang gamang mencari idola baru. Kurt dan Nirvana dinobatkan banyak orang sebagai juru bicara kaum muda. Para pemilik modalpun segera memanfaatkan kesempatan ini. Habis-habisan mereka menggunakan Nirvana sebagai tambang emas mengeruk keuntungan. Fanspun makin bertambah.

Sayangnya, popularitas yang datang dengan cepat itu membuat Kurt jadi labil. Sifatnya yang susah ditebak, akhirnya jadi makin susah ditebak. Di atas panggung, hobi menghancurkan instrumentnya makin menjadi-jadi. Di luar panggung, dengan kehidupan yang nyaris tak bisa dimengerti orang lain, Kurt jatuh ke pelukan heroin. Pusat rehabilitasi menjadi langganannya. Band jadi mulai terlantar, beberapa tur akhirnya dibatalkan karena Kurt kadang terlalu mabuk untuk naik ke panggung. Termasuk sebuah kejadian di Roma yang membuatnya masuk rumah sakit.


Punya istri dan kemudian punya anak tak jua membuat Kurt jadi lebih kalem. Meski sempat terlihat lebih “sehat�, Kurt tetaplah seorang Kurt dengan pribadi yang tak bisa dimengerti orang banyak. Diam-diam Kurt kembali ke pelukan heroin.

Puncaknya adalah saat dia kabur dari pusat rehabilitasi sambil membawa sepucuk pistol hadiah ulang tahun dari seorang sahabatnya. Orang-orang yang mencintainya kebingungan mencari sang bintang. Nyaris tak ada kabar sebelum akhirnya pada tanggal 8 April 1993 mayatnya ditemukan di lantai atas sebuah garasi rumah ibunya. Menurut keterangan, tubuh tersebut telah menjadi mayat sejak 3 hari sebelumnya. Â

Kurt nekad mengakhiri hidupnya sendiri. Di atas sepucuk surat yang menjadi suicide notes-nya Kurt mengungkapkan alasan kenapa dia memilih jalur pintas tersebut. Kurt mengaku tidak bisa lagi menikmati semua sorotan yang diarahkan kepadanya. Sorak-sorai para fans dan gegap gempita sebuah panggung tak lagi mampu memikatnya. Bahkan Kurt mengaku bersalah telah menjalani semua itu tanpa perasaan suka. Di ujung suratnya Kurt menuliskan kata terakhirnya, lebih baik padam daripada pudar, it’s better been burn than fade away…

Ah, Kurt memang sosok yang sangat sulit untuk dimengerti. Pribadinya terlalu kompleks dan tertutup. Mungkin memang hanya Kurtlah seorang yang bisa mengerti dirinya sendiri dan kenapa dia memilih jalan itu untuk mengakhiri hidupnya.

Kurt menyusul banyak musisi rock lainnya yang mati dalam usia muda. Kurt mungkin belum syah ditasbihkan sebagai seorang legenda besar seperti Jimi Hendrixx, Jim Morrison atau Janis Joplin, namun bagi sebagian orang Kurt tetaplah seorang legenda. Seorang pendobrak yang akan selalu dikenang.

Label Musik Nirvana : subpop.com / dgcrecords.com

sumber : http://rnunugraha.blogspot.com/2011/02/kurt-cobain-in-memoriam-20-februari.html

Nama kelompok teater Dardanella sempat sangat tersohor pada tahun 40-an. Teater pimpinan pria berkebangsaan Inggris keturunan Rusia bernama Pedro (Willy Klimanoff) ini bukan saja harum namanya di Indonesia tapi juga dunia. Mereka kerap manggung di luar negeri, dari Asia hingga Eropa.


Dardanella mencapai puncak keemasan ketika diperkuat dua seniman serba bisa Tan Tjeng Bok dan Devi Dja. Pada masa itu, mereka merupakan roh pertunjukan Dardanella. Tan Tjeng Bok mendapat julukan “Douglas Fairbanks van Java” sementara Devi Dja “Bintang dari Timur” (Star From the east).


Minim Literatur


Saat ini agak sulit mencari biografi Devi Dja secara lengkap, kecuali mungkin di buku otobiografi “Gelombang hidupku, Devi Dja dari Dardanella” karya (Alm) Ramadhan KH yang dicetak tahun 1982 oleh penerbit Sinar Harapan. Sayangnya, buku itu pun sekarang sudah tergolong langka.


Saking langka dan minimnya literatur tentang sosok wanita ini, Matthew Cohen PhD, staf pengajar di University of London dalam sebuah diskusi kesenian Bali-Jawa di Amerika ‘Dewi Dja Goes to Hollywood’ Maret lalu, tertarik untuk mendokumentasikan kembali kehidupan Devi Dja bersama kelompoknya di Amerika Serikat dalam sebuah buku yang sedang disusunnya bertajuk ‘Performing Java and Bali on International Stages: Routes from the Indies, 1905-1952’.


Yang jelas, biografi wanita ini dalam literatur kesenian Indonesia sangat minim. Entah jika di Amerika sana, tempat dimana dia kemudian menghabiskan sisa hidupnya.


Siapa Devi Dja?




Menurut catatan Ramadhan KH, Devi Dja atau “Bintang Dari Timur” lahir pada 1 Agustus 1914 di Sentul, Yogyakarta, dengan nama kecil Misria dan kemudian menjadi Soetidjah. Dia sering menguntit kakek dan neneknya, Pak Satiran dan Bu Sriatun, ngamen berkeliling kampung memetik siter. Devi Dja memang memiliki minat seni sejak kecil. Dia juga berangkat dari keluarga Jawa yang miskin di awal abad ke-20.


Saat mereka sedang ngamen di daerah Banyuwangi, dimana pada waktu bersamaan grup sandiwara yang lain, Dardanella pimpinan Pedro (Willy Klimanoff) yang sudah terkenal, juga main di Banyuwangi.


Pedro mengaku tertarik dengan Soetidjah dan langsung melamarnya. "Ternyata Pedro melihat pertunjukan kami. Katanya ia tertarik pada saya ketika saya menyanyikan lagu Kopi Soesoe yang ketika itu memang sedang populer," tutur Devi Dja ketika berkunjung ke Jakarta menjenguk Tan Tjeng Bok yang sedang terbaring sakit tahun 80-an.


Meski keluarga Soetidjah keberatan, akhirnya Soetidjah mau menerima pinangan Pedro dan bergabung sebagai pemain Dardanella. Soetidjah tak penah mengenyam pendidikan sebelumnya, dia baru belajar baca dan menulis latin ketika bergabung di Dardanella pada usia 14 tahun.


Di tahun awalnya bergabung, Soetidjah hanya dapat peran-peran kecil dan lebih sering menjadi penari yang tampil dalam pergantian babak. Bintang Soetidjah mulai bersinar ketika pemeran utama wanita Dardanella, Miss. Riboet jatuh sakit.


Soetidjah pun didaulat memerankan tokoh Soekaesih—peran yang selama ini dipegang Miss. Riboet—dalam lakon “Dokter Syamsi”. Meskipun usianya baru 16 tahun ketika itu, akting Soetidjah cukup meyakinkan yang kemudian dipanggil Erni oleh kawan-kawannya.


Keliling Dunia, Nginap di Rumah Mahatma Gandhi lalu Berlabuh di Amerika


Dan sejak itu, karirnya di Dardanella mulai menanjak. Perlahan tapi pasti ia berhasil menjadi menyaingi ketenaran Miss. Riboet dan Fifi Young, dua wanita pemeran utama Dardanella. Bersama Tan Tjeng Bok, Soetidjah menjadi sosok penting dalam kisah sukses grup Dardanella. Dia lalu terkenal dengan nama Miss. Devi Dja.


Saat Dardanella pertama kali mentas di luar negeri, Devi Dja baru 17 tahun. Usia yang kata Devi Dja lagi seger-segernya. Menurut catatan Ramadhan KH, saat Dardanella manggung di luar negeri, nama kelompok Dardanella mulai berganti-ganti, dengan personil yang juga berganti-ganti. Kecuali Pedro dan Devi Dja tentunya.


Dardanella lalu main di Hongkong, New Delhi, Karachi, Bagdad, Basra, Beirut, Kairo, Yerusalem, Athena, Roma. Terus keliling Negeri Belanda, Swiss, dan Jerman. Pada Mei 1937 saat manggung di India, rombongan mereka disaksikan oleh Jawaharlal Nehru yang kemudian jadi pemimpin negeri itu. Kabarnya Pedro dan Devi Dja sempat menginap di rumah Mahatma Gandhi.


Dan seperti dituturkan Devi Dja pada Majalah Tempo di tahun 80-an, saat bermain di luar negeri, Dardanella berubah namanya menjadi “The Royal Bali-Java Dance”. "Kami lebih mengutamakan tari-tarian daripada sandiwara, sebab khawatir penonton tidak tahu bahasanya," katanya.


Devi Dja juga masih ingat ketika perang dunia pertama mulai berkecamuk, mereka sedang berada di Munich, Jerman. Saat itulah keadaan masyarakat dunia sedang dalam kegelisahan yang juga dialami oleh personel “The Royal Bali-Java Dance” (Dardanella) terkait situasi perang.


Ramadhan KH menulis, di tengah kegelisahan masyarakat Eropa khususnya, Pedro kemudian mengambil keputusan menyeberang ke Amerika saat mereka sedang berada di Belanda. Akhirnya bersama rombongan kecil Dardanella, Devi Dja naik kapal "Rotterdam" menuju Amerika.

Perhitungan Pedro ketika itu barangkali karena negara Amerika relatif lebih menjanjikan, lagipula Amerika tidak terlibat terlalu jauh dalam perang dunia pertama.

Dengan nama tenar yang disandangnya, sesampainya di Amerika mereka mendapat sponsor dari Columbia untuk mementaskan karya-karya mereka di hampir seluruh kota besar Amerika. "Kami keliling, tidur di trem saja. Cuma di New York menetap dua minggu," tutur Devi Dja.




Photobucket

Berita Devi Dja di sebuah harian Amerika


Sudah merasa cukup lama di Amerika mereka bermaksud kembali ke tanah air, tapi Perang Dunia II keburu pecah dan Indonesia diduduki Jepang. Akhirnya mereka tertahan di Amerika tidak bisa pulang.

Setelah perang usai anggota rombongan tinggal belasan orang, sebab sebagian berusaha pulang. Dan semangat pun mulai luntur.

Demi bertahan hidup di Amerika, Pedro dan Devi Dja membuka sebuah niteclub bernama Sarong Room di Chicago, yang sayang terbakar habis pada 1946. Pedro akhinya merasa tak tahan dan meninggal dunia di Chicago tahun 1952.

Di masa awal kemerdekaan Indonesia, Devi Dja sempat bertemu Sutan Syahrir yang tengah memimpin delegasi RI untuk memperjuangkan pengakuan Internasional terhadap kemerdekaan Indonesia di markas PBB New York tahun 1947. Oleh Syahrir, dia sempat diperkenalkan sebagai duta kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Amerika. Dan namanya pun makin dikenal di negara itu. Sebab itu tak sulit baginya mendapatkan kewarganegaraan Amerika.

Tahun 1951 Devi resmi menjadi warga negara Amerika. Sepeninggal Pedro, Devi masih sempat mementaskan kebolehannya dari pangung ke panggung bersama anggota kelompok yang tersisa. Devi menikah dengan seorang seniman Indian bernama Acce Blue Eagle.

Menurut Ramadhan KH, pernikahan itu hanya berlangsung sebentar. Acce tidak suka Devi Dja bergaul dengan sesama masyarakat Indonesia di Amerika. Sedang itu adalah dunia Dewi Dja. Apalagi setelah terbetik kabar, bahwa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya.

Setelah itu Devi terbang ke Los Angeles, kesempatan karir terbentang di sana. Devi Dja sempat menari di depan Claudette Colbert yang takjub oleh gerak tangan dan kerling mata Devi Dja. Kabarnya Devi hampir terpilih untuk mengambil peran dalam salah satu film produksi Hollywood. Tapi sayang, karena bahasa Inggrisnya kurang fasih. Dia gagal mendapatkan kesempatan itu.

Dia lalu menikah lagi dengan orang Indonesia asal gresik yang menetap di Amerika bernama Ali Assan. Dari Ali Assan ini Devi memperoleh satu anak perempuan yang diberi nama Ratna Assan. Tapi usia pernikahan mereka tak lama, mereka pun bercerai.

Kesibukaannya di Amerika adalah mengajarkan tari-tarian daerah kepada penari-penari Amerika. Devi mengaku meski namanya sudah terkenal sebagai penari, tapi kehidupan kala itu susah, mengingat dunia habis dicabik-cabik perang.

Namun Devi mengaku beruntung berteman dengan selebriti Hollywood yang menjadi teman akrabnya. Ia akrab dengan Greta Garbo, Carry Cooper, Bob Hope, Dorothy Lamour, dan Bing Crosby. Merekalah yang banyak membantu Devi dalam memberikan kesempatan.
Devi juga sempat bermain dalam beberapa film, antara lain The Moon And Sixpence, riwayat hidup pelukis Prancis Paul Gaugin. Dia juga membintangi atau menjadi koreografer film Road to Singapore (1940), Road to Morocco (1942), The Picture of Dorian Gray (1945), Three Came Home (1950) dan Road to Bali (1952). Di Los Angeles Dewi juga rutin mengisi acara televisi lokal.

Anaknya, Ratna Assan sempat bermain sebagai pemeran pendukung dalam film Papillon (1973) yang dibintangi Steve Mc Quin dan Dustin Hoffman. Tapi Ratna Assan kemudian tidak melanjutkan karir aktingnya di Hollywood, sesuatu yang amat disesali Devi Dja mengingat anaknya itu fasih berbahasa Inggris, tidak seperti dirinya.

Hari-Hari Terakhir

Dalam bukunya Ramadhan KH menulis bahwa Devi Dja pernah memimpin float Indonesia (float "Indonesian Holiday", dengan sponsor Union Oil) dalam "Rose Parade" di Pasadena, tahun 1970. Dia menjadi orang pertama Indonesia yang memimpin rombongan Indonesia yang turut serta dalam Rose Parade di Pasadena itu.

Waktu tanda penghargaan sampai padanya, ia panggil anaknya, Ratna "Ini Ratna, bacalah!" Penghargaan bagi kalian, bagi kita." "Ya Mamah. Kali lain kita harus mempertunjukkan sesuatu yang lebih bagus lagi".

Air mataku menetes lagi, kata Dewi Dja. Entah mengapa. Barangkali karena cintaku sedemikian besar kepada sesuatu yang jauh daripadaku. Aku tidak bisa melepaskannya. Tidak bisa! Seluruh hatiku tercurah baginya. Indonesiaku, engkau jauh di mata, tetapi senantiasa dekat di hatiku, bahkan menggelepar hidup di dalam jantungku.” kata Devi dalam buku itu.

Namun ternyata bukan cuma itu, Devi Dja pernah tampil membela pemuda-pemuda Indonesia di Pengadilan Los Angeles ketika berita tentang "Perbudakan di Los Angeles" marak. Devi tampil membela pemuda-pemudi Indonesia yang dirantai dihadapkan ke pengadilan di Los Angeles.

Namun berkat campur tangan Dewi Dja bersama Staf KJRI RI Los Angeles, Pruistin Tines Ramadhan (alm), dan Dirjen Protokol Konsuler di Deplu Pejambon waktu itu, Joop Ave, persoalan "budak-budak" dari Indonesia itu terselesaikan, tidak masuk bui.

Di Los Angeles Devi Dja tinggal di kawasan Mission Hill, San Fernando Valley, 22 km utara Los Angeles. Di rumah berkamar tiga di pinggiran kota itu ia tinggal bersama putri satu-satunya, Ratna Assan. Semasa pensiun Devi Dja mendapat sedikit uang pensiun dari Union Arts, tempat dimana dia bergabung.


Photobucket

Batu nisan Devi Dja di Hollywood Hills


Tahun 1982 saat berusia 68 tahun, Devi Dja pernah pulang ke Indonesia atas undangan Panitia Festival Film Indonesia. Dia sempat menjenguk kolega lamanya Tan Tjeng Bok yang tergolek lemah di rumah sakit sebelum meninggal dunia tahun 1985.


Devi Dja kemudian meninggal di Los Angeles pada tanggal 19 Januari 1989 dan dimakamkan di Hollywood Hills, Los Angeles. Catatan tentang Dewi Dja sempat ditulis dalam beberapa buku diantaranya Standing Ovations: Devi Dja, Woman of Java karya Leona Mayer Merrin, terbit pada 1989 dan dalam buku memoar suaminya Lumhee Holot-Tee – The Life and Art of Acee Blue Eagle.


sumber : http://berbagifb.blogspot.com/2010/10/kisah-devi-dja-wanita-jawa-yang.html
kali.html

Monday, March 28, 2011



Marshanda dan Ben Kasyafani memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya akhir pekan ini. Pasangan ini akan melangsungkan akad nikah di Hotel Sofyan Betawi Jakarta pada 2 April mendatang.

"Konsepnya memang semuanya Chaca (panggilan akrab Marshanda). Aku bagian eksekusi saja, bagian angguk-angguk dan geleng-geleng," kata Ben saat fitting baju pengantin yang terakhir di butik Riny Suwardy, Jalan Bendungan Hilir V No 14, Jakarta Pusat, Senin 28 Februari 2011.

Rencananya, mereka akan memakai konsep Minang-Maroko untuk acara resepsi. Pasangan ini memilih warna merah, gold dan burgundy untuk dekorasi dan gaun pengantin. Sementara busana akad nikah lebih dominan ke warna off-white. Ada 800 undangan yang disebar untuk acara resepsi yang akan digelar di Bidakara Assembly Hall, 3 April mendatang.

"Sebelumnya memang ada pengajian tapi nggak ada acara adat, kalau orang Jawa kan ada siraman, kalau Padang ada malam bainai, nah kita nggak ada," ucap Chaca.

Ben yang duduk di dekat kekasihnya menuturkan bahwa kesibukan mereka berdua membuat dirinya dan Chaca harus merelakan melepas beberapa tawaran pekerjaan. Sebab total waktu yang mereka miliki untuk mengurus pernikahan mereka hanya dua bulan.

"Kita menyesuaikan dengan waktunya juga ya, karena kita sama-sama sibuk. Jadi ada beberapa yang harus direlakan," tambah presenter berkacamata itu.

sumber : http://showbiz.vivanews.com/news/read/211813-2-april--marshanda-lepas-masa-lajang

Foto-foto hot ini diambil dalam konser akbar Slank menyambut ulang tahunnya ke 27 yang akan digelar 11 Desember 2010 yang lalu. Terlihat Syahrini dan Kaka Slank menikmati aksi mereka di panggung. Selain Syahrini artis-artis yang ikut memeriahkan acara tersebut adalah Marshanda, Melly SHE, Pinkan Mambo, Paquita Wijaya dan drummer cilik JP Millenix. Foto Panas Syahrini dan Kaka Slank









Sumber : kapanlagi.com

Tuesday, March 8, 2011

#10 Evanna Lynch (Luna Lovegood) - Evanna memiliki wajah yang agak mirip dengan Dakota Fanning. Tapi kalo dilihat baik2 sih kayaknya jauh lebih seksi deh


#9 Scarlett Byrne (Pansy Parkinson)

#8 Katie Leung (Cho Chang)- Katie dini kalo dilihat2 kayaknya mirip2 Elly Tran, bener gak sih??


#7 Helena Bonham Carter (Bellatrix Lestrange) Si tokoh jahat ini dalam kesehariannya memang tampak kucel kayak orang ga mandi Tapi ga bisa dipungkiri itulah daya tariknya


#6 Bonnie Wright (Ginny Weasley) Adik Ron Weasley ini sempat membuat fansa laki2 film Harry Potter histeris karena kecantikannya. Gimana gan? eamng cantik kan?


#5 Tiana Benjamin (Angelina Johnson) - Nama tengah Tiana adalah Opium. Dan kayaknya kita setuju banget kalo bodynya bikin addicted cowok2, hehehe


#4 Clemence Poesy (Fleur Delacour) Mirip Kirsten Dunst nih


#3 Julianne Hough (Hogwarts Schoolgirl) Meskipun cuma tampil sedikit banget di film Harry Potter sebagai salah satu siswa Hogwarts, tapi tidak bisa dipungkiri kalo cewek ini langsung menarik peerhatian khususnya laki2


#Melanie Slade (Gryffindor Quiditch Tryouts Spectator) - Melanie sempat menjadi cameo dalam film Harry Potter And The Half Blood Prince sebagai kometator pertandingan quidditch dan duduk di sebelah hermione. Bisa dilihat, benar2 komentator yang cantik


Sumber : http://www.menjelma.com/2010/12/cewek-cewek-cantik-dalam-film-harry.html


Thursday, February 17, 2011




Bob Dylan
:




Debbie Harry:




Henry Rollins:



James Hetfield – Metallica:



Mick Jagger:



Neil Young:




Steve Tyler – Aerosmith:



Willie Nelson:




Friday, February 4, 2011

Aktor Adjie Massaid Meninggal Dunia

Berita duka cita datang dari kalangan selebritas. Artis Adjie Massaid dikabarkan meninggal di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2) dini hari.

Anggota DPR RI periode 2009-2014 itu dikabarkan mengembuskan napas terakhir usai bermain futsal. Namun hingga kini belum diketahui pasti penyebab pria kelahiran 7 Agustus 1967 ini meninggal.

Jenazah Adjie Massaid Dibawa ke Rumah Duka



Jenazah Adjie Massaid, Sabtu (5/2) sekitar pukul 03.30 WIB, dibawa ke rumah duka di Taman Cilandak, Jakarta Selatan. Turut mendampingi jenazah yang dibawa ambulans beberapa kerabat keluarga Adjie dan sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat.

Seperti diberitakan, suami Angelina Sondakh itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Fatmawati, Jaksel sekitar pukul 00.00 WIB. Ia meninggal setelah satu jam mendapat perawatan. Anggota DPR dari Partai Demokrat tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh lemas usai bermain futsal sekitar pukul 22.00 WIB.

Hingga kini, belum ada keterangan dari pihak keluarga maupun rumah sakit tentang penyebab pasti meninggalnya pemilik nama Raden Pandji Chandra Pratomo Samiadji Massaid itu


Siang Nanti, Adjie Dimakamkan di TPU Jeruk Purut



Duka memayungi keluarga artis Adjie Massaid di kediamannya di Taman Cilandak III, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2) pagi. Jenazah Adjie saat ini disemayamkan di rumah duka. Saat dihubungi Liputan6.com Angel, anggota keluarga Adjie mengatakan suami Angelina Sondakh itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Cilandak siang nanti.

Adjie Massaid meninggal usai bermain futsal akibat serangan jantung. Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat periode 2009-2014 itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Fatmawati, Jaksel, akibat serangan jantung

sumber : http://showbiz.liputan6.com

Wednesday, January 26, 2011

Pelawak atau komedian adalah orang yang menghibur penonton, terutama dalam membuat mereka tertawa, dengan cara melawak. Hal ini dapat dilakukan melalui lawakan atau situasi yang janggal, atau bertindak seperti orang bodoh. Di Amerika Serikat yang lebih terkenal adalah komedi monologi (standup comedy), seorang pelawak berdiri di depan penonton dan mengucapkan monolog mengenai sesuatu. Jenis lawakan seperti ini lebih bergantung pada cara penyampaian dan isi cerita. Contoh-contoh pelawak standup adalah Eddie Murphy, Robin Williams, Jim Carrey, Jerry Seinfeld, Jeff Foxworthy, dan Eddie Izzard.

Di Indonesia bentuk lawak yang paling terkenal adalah grup lawak, yang merupakan gabungan beberapa pelawak dan mementaskan suatu cerita. Masing-masing memerankan satu karakter dan kelucuan yang terjadi berasal dari interaksi antar karakter-karakter ini. Beberapa contoh grup lawak seperti ini adalah Srimulat, Warkop DKI, dan Overa Van Java. tentunya dalam setiap pementasan lawak karakter harus disesuaikan dengan keadaan. Berikut 10 pelawak terpopuler Indonesia.

1. Sule
Entis Sutisna alias Sule semakin hari semakin gemerlap. Dia menjadi salah satu pelawak termahal dengan penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya. Padahal, beberapa tahun lalu ayah tiga anak ini hanya sebagai penjual jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya.

Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976, ini mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan.


Namanya terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng. Penghasilannya lebih dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun televisi, antara lain, hasil dari acara
Opera Van Java di Trans7 dan Awass Ada Sule di Global TV.

Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil sering tampil di acara Agustusan. Ayah dari Rizki (12), Putri (8), dan Rizwan (2) ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai membanyol atau melucu. Alumnus STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan dalam penampilan, yakni rambutnya yang panjang berwarna pirang sehingga bisa melengkapi karakternya.


Kini Sule sudah menjadi miliarder dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil, serta dua sepeda motor. Baru-baru ini, Sule mengaku bersyukur karena Tuhan telah memberi jalan.


Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina (32) pada tahun 1997 dia tinggal di rumah kontrakan petak.


Penghasilannya dari melawak hanya Rp 20.000 sehari sehingga, agar dapurnya bisa tetap
ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya.
Masa-masa sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini sudah menjadi miliarder. Opera Van Java adalah salah satu acara yang menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini, sekali tampil Sule memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp 20 juta-Rp 40 juta.

Pemilik rambut gondrong dan pirang ini terkenal dengan gaya khasnya, yakni kalau mendengar musik jaipongan langsung dengan reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa. Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.
Nekat ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke Jakarta. Berbekal keahlian menari, dia mencoba mengadu nasib di Ibu Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya di Jakarta.

Kesempatan mengikuti Audisi Pelawak Indonesia (API) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai
Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar, karier Sule pun terus menanjak.

Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule. Kini Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, ataupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai Lima Pelawak Termahal Indonesia.
Seperti Komeng, Sule mempunyai kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif, dan bagus. Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik.

Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi, Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita untuk
go international walau tak pandai bahasa Inggris.

Kendati telah bergelimang harta, ternyata tak semua artis hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana. Suzuki APV masih menjadi kendaraannya setiap hari akan
shooting.

Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa salon, warnet, toko pakaian, ponsel, dan studio musik. Pria pencetus ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan.
Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya dan membagi-bagi rezeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

2. Olga Syahputra
Yoga Syahputra atau lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra (lahir di Jakarta, 8 Februari 1983; umur 28 tahun) adalah seorang aktor, pelawak, dan pembawa acara Indonesia. Olga seringkali berperan waria. Namun Olga menampik kalau dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang

Sulung dari tujuh bersaudara pasangan Nur Rachman dan Nurhida ini awalnya hanya penggemar yang sering meminta tanda tangan serta foto bareng idolanya. Keberuntungan menghampiri saat dirinya ditawari bermain di film Lenong Bocah. Sayangnya cowok berdarah Padang-Jawa ini diharuskan ikut latihan terlebih dahulu di Sanggar Ananda. Karena tak punya uang, Olga terpaksa menjual kulkas demi membayar kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga, Bertrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan Olga kulkas baru.
Selama aktif di Sanggar Ananda, Olga juga sering ikut syuting meski hanya peran-peran minor. Olga juga pernah menjadi asisten penyanyi Rita Sugiarto. Ketekunan Olga berbuah manis. Setelah sempat berperan di sinetron Kawin Gantung dan Si Yoyo, Olga menjadi presenter Ngidam di SCTV berpasangan dengan Jeremy Thomas. Olga juga bermain di acara komedi Jangan Cium Gue dan disusul Extravanganza ABG. Bergabung dengan Extravanganza ABG di tahun 2005, nama Olga mulai dikenal. Namanya benar-benar melambung setelah di awal 2007 bergabung bersama Indra Bekti dan Indy Barends di acara Ceriwis di Trans TV.
Mulai tahun 2008, Olga menjadi presenter TV acara musik Dahsyat di stasiun RCTI bersama dua artis multi-talenta Luna Maya dan Raffi Ahmad. Selain menjadi presenter, ia juga membintangi beberaya layar lebar, di antaranya Skandal Cinta Babi Ngepet dan Mau Lagi. Film Mau Lagi sebelumnya dicekal dan tidak dapat beredar. Namun setelah berganti nama menjadi Cintaku Selamanya, film ini diberi ijin untuk diedarkan.
Tak puas hanya manjadi presenter dan bintang film, Olga mulai merambah dunia tarik suara. Saat ini, Olga telah merilis dua lagu single-nya, yaitu Hancur Hatiku dan Jangan Ganggu Aku Lagi yang keduanya merupakan lagu ciptaan Charly ST 12 dengan label Nagaswara.
Olga juga memenangkan penghargaan sebagai Presenter Acara Variety Show Music Terfavorit dan Pelawak Terfavorit dalam Panasonic Awards 2009 dan Panasonic Gobel Awards 2010 yang disiarkan di RCTI , TPI, dan Global TV.
Kini, Olga tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, melainkan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin (Nycta Gina).

3. Komeng
Alfiansyah (lahir di Jakarta, 25 Agustus 1970; umur 40 tahun) (populer dipanggil Komeng) adalah seorang pelawak Indonesia. Ia terkenal sebagai pembawa acara Spontan yang ditayangkan di SCTV sejak tahun 1995 hingga sekarang. Pelawak idolanya adalah Benyamin Sueb. Sekolah SD-SMA di Jakarta dan kuliah di Akademi Bank Indonesia (tidak selesai).
Karir

Radio

  • Penyiar Radio SK Jakarta, 1993-1996
  • Penyiar Bens Radio Jakarta, 1996

Acara televisi dan sinetron

  • "Drama Komedi" di TVRI, 1990
  • "Kompor Diamor" di TPI. 1991
  • "Opera Diamor" di TVRI. 1991-1995
  • “Spontan" di SCTV. 1995 - sekarang
  • Sinetron "Akal-akalan" di Indosiar. 1996
  • Sinetron "Otak-otak Kuda" di TPI 1996
  • Sinetron "Malioboro" di TPI. 1996
  • Komedi "Asep Show" di TPI. 2000 - 2004
  • Sinetron "Liliput". 2001
  • Sinetron "Puteri Duyung" di SCTV. 2001
  • Sinetron "James Bono" di TPI. 2001
  • SLI 008
  • Kerajaan Sahur di Trans TV dan TV7. 2006
  • Saatnya Kita Sahur di Trans TV. 2007 - sekarang
  • Gong show di Trans TV. 2008 - sekarang
  • Opera Van Java di Trans7. 2008 - 2009

4. Tukul Arwana
Tukul Riyanto, atau lebih dikenal dengan nama Tukul Arwana (lahir di Perbalan, Purwosari, Semarang, 16 Oktober 1963; umur 47 tahun) adalah seorang pelawak dan pembawa acaraIndonesia. Tukul dikenal dengan acara Bukan Empat Mata yang dibawakannya. Selain menjadi pelaku hiburan, Tukul juga merintis usaha yang bergerak di bidang hiburan, yang bernama "Ojo Lali Entertainment". suka makan mie ayam mbok darmi.
Sejak lahir, ia diberi nama Riyanto, bukan Tukul Riyanto seperti yang dikenal sekarang. Karena ia sering sakit, namanya ditambah kata "Tukul" menjadi Tukul Riyanto. Anehnya, setelah namanya diubah demikian, ia menjadi jarang sakit. Ia pun akhirnya akrab dipanggil Tukul. Di usia 5 bulan, Tukul yang sering sakit diasuh oleh tetangganya, Suwandi. Orang tua Tukul, Abdul Wahid dan Sutimah (alm.) yang memiliki empat orang anak rela menyerahkan Tukul, karena Suwandi sangat ingin menjadikan Tukul sebagai anak angkat.
Dengan bakat alaminya, Tukul muda sudah mulai melawak sejak kelas VI SD. Berbagai macam perlombaan lawak, mulai dari tingkat Kotamadya Semarang, Jawa Tengah, DKI, dan Jabotabek, serta tingkat nasional ia coba. Usahanya ini tidak sia-sia. Ia berhasil menjuarai berbagai perlombaan melawak. Setelah lulus SD, putra ketiga dari pasangan Abdul Wahid dan almarhumah Sutimah itu melanjutkan sekolahnya ke SMP Muhammadiyah Indraprasta. Namun, pada saat Tukul duduk di bangku kelas III, orang tua angkatnya, Suwandi mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, rumah yang selama itu ditempatinya harus dijual. Puncaknya, saat menuntut ilmu di SMA Ibu Kartini, Jalan Sultan Agung, Semarang, Tukul mulai kesulitan untuk membayar biaya sekolah. Tukul pun mulai mencari pekerjaan untuk membiayai sekolahnya.
Selepas SMA, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain melawak ia juga pernah bekerja sebagai sopir angkutan (jurusan Johar-Panggung di Semarang). Setelah dua tahun, Tukul berganti pekerjaan menjadi sopir truk gas elpiji di daerah Tanah Mas, Semarang Utara selama dua tahun, sebelum akhirnya kembali menjadi sopir angkutan. Setelah berganti-ganti pekerjaan, Tukul akhirnya memuntuskan untuk hijrah Jakarta atas ajakan temannya Joko Dewo dan Tony Rastafara sekitar tahun 1992. Selama beberapa tahun di Jakarta, nasibnya belum juga berubah.
Di kontrakannya yang terletak di bilangan Blok S Jakarta Selatan, Tukul banyak dibantu Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang belum berkecukupan, Tukul menikah dengan gadis berdarah Padang bernama Susiana. Ia dikaruniai 2 orang anak perempuan dan laki laki. Perempuan bernama Novita Eka Afriana dan yang kecil bernama Wahyu Jovan Utama.
Setelah menikah, Tukul dan keluarganya tinggal di sebuah kontrakan di daerah Cipete Utara. Sampai akhirnya Tukul melamar kerja di Radio Humor SK dan bekerja di sana bersama rekan pelawak yang lain seperti Bagito, Patrio, Ulfa Dwiyanti, dan lain-lain. Sebelumnya, Tukul sempat menjadi sopir pribadi untuk menafkahi keluarganya.
Nasib mujur Tukul semakin membaik ketika ia diajak dalam produksi Lenong Rumpi oleh Ramon Tommybens. Titik balik kariernya pun mencuat ketika menjadi pendamping Joshua di video klip "Air" dengan iKon diobok-obok-nya sekitar tahun 1997.
Nama Tukul Arwana semakin melambung ketika dipercayai untuk menjadi pembawa acara acara musik "Aduhai" di TPI serta acara "Dangdut Ria" di Indosiar. Saat ini, namanya kian melesat ketika TV7 (kini Trans7) mempercayakannya menjadi pembawa acara talk showEmpat Mata (Kini Bukan Empat Mata). Tukul juga baru saja menyelesaikan syuting film layar lebar pertamanya yang berjudul Otomatis Romantis. Dalam film yang disutradarai Guntur Soehardjanto ini, Tukul berperan sebagai suami Wulan Guritno dalam sebuah rumah tangga yang ada di ujung kehancuran.
4. Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro)
Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli Nanu Mulyono),Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

5. Aziz Gagap
Azis Gagap merupakan seorang pelawak pendatang baru yang khas dengan omangan gagap nya disetiap acaranya. Nama azis mulai dikenal ketika dirinya menjadi lakon dari acara komedi Opera Van java bersama temannya Nunung, Andre Stinky, dan Sule.
Selain di acara komedi Aziz juga menjadi host / presenter di beberapa acara tv diantaranya Beauty And Aziz, Opera Van java, Derings. Saat ini azis merupakan artis yang mempunyai 2 istri dan sudah dikaruniai dengan 3 anak dari hasil pernikahannya dia dengan kedua istrinya tersebut.

6. Aming
Aming (bernama lengkap Aming Supriatna Sugandhi; lahir 7 November 1980; umur 30 tahun) adalah komedian yang saat ini cukup kondang lewat sebuah acara komedi Extravaganza di Trans TV. Selain itu dia juga bintang iklan, di antaranya adalah bintang iklan tetap kartu “AS” dari Telkomsel.
Aming merupakan anak ke-9 dari 12 bersaudara. Aming biasa dikenal sebagai sosok yang hampir selalu melakoni peran sebagai seorang wanita atau waria. Aming adalah lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (Institut Teknologi Bandung). Selain aktif dalam komedi Aming juga dikenal sebagi pemain sinetron dan presenter. Sekarang Aming berjaya di Studio 1, komedi baru Trans TV

7. Parto Patrio
Nama Asli : Eddy Supono
(lahir di Jakarta, 17 April 1961; umur 49 tahun) lebih dikenal sebagai Parto Patrio salah satu anggota grup trio lawak Patrio.
Bersama kedua rekan penyiar di Radio SK, Akri dan Eko, mereka mendirikan grup lawak Patrio tanggal 10 Oktober 1994. Patrio mencapai ketenaran nasional lewat acara Ngelaba di stasiun telvisi TPI. Setelah nama mereka populer, masing-masing anggota sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri. Meski demikian, mereka tetap berkomitmen untuk Patrio. Selain sering muncul di acara dengan tema lawak, Parto juga pernah mendukung beberapa sinetron komedi, di antaranya sinetron Oke-Oke Bos.Dan akhirnya pada tahun ini Parto menjadi host di acara Opera Van Java di Trans7 dan melawak di sitkom trans7 yang berjudul OKB.


8. Budi Anduk
Mengawali karir sebagai figuran program Ngelaba (Patrio) tahun 1996, suami dari Neneng Nurhayati ini telah pula membintangi dua film layar lebar, yakni TIREN dan TULALIT. Ia juga menyatakan sedang menunggu panggilan syuting film KUTUNGGU JANDAMU, yang rencananya dibintangi bersama penyanyi dangdut Dewi Persik.



9. Arie Untung
Arie Kuncoro Untung atau lebih sering dikenal dengan nama Arie untung merupakan artis kelahiran 15 Januari 1977 yang berprofesi sebagai presenter sekaligus pemain film indonesia. Debutnya di dunia hiburan diawali ketika dirinya menjadi salah satu VJ MTV. Setelah memutuskan keluar dari MTV, Arie pun mulai menjadi aktor di berbagai film. Film perdananya berjudul “Brownies” tahun 2004 yang diperankannya bersama artis cantik Marcella Zalianty. Saat ini, Arie untung juga berperan sebagai presenter di acaranya Gong Show yang di bawakannya bersama Adul, Komeng, dan juga Olga Syahputra. Arie untung juga menjadi komedian di acara Tawa Sutra XL bersama budi anduk dan pepi.

Dalam kehidupan pribadinya, arie pernah menjalin kasih dengan wanita bernama Luna Richi Salam. Tetapi, arie lebih memilih Fenita Javanti untuk mendampingi hidupnya, karena pada tanggal 5 Februari 2005 ia menikahin Fenita. Pada pernikahannya, arie untung dikaruniai dua anak yaitu Misbareta Fathir Gavin Daffa (lahir 10 November 2005) dan Misbareta Aisyah Mikhaila (lahir 5 Maret 2008).
Arie untung juga sempat digossipkan kalau dirinya kedapatan tengah berfoto mesra dengan seorang perempuan yang beredar luas di dunia maya, setelah didesak, arie pun mengaku bahwa cewek itu adalah wanita yang bernama Gaby dan masih SMU pada saat itu.

10. Andre Taulani
Andre Taulany atau sering disebut dengan Andre Stinky / Andre OVJ merupakan artis / Komedian Indonesia indonesia yang lahir di jakarta, 17 September 1974 dan berprofesi sebagai pemain sinetron, film, sekaligus sebagai Komedian. Andre merupakan artis indonesia yang sudah bermain di beberapa sinetron diantaranya Cerita Cinta, Terang Milikku Juga selain itu Andre Stinky juga pernah membintangi film layar lebar seperti Kiamat Sudah Dekat, Kunfayakun, dan Susuk Pocong. Andre lebih dikenal sebagai Andre OVJ sejak perannya di acara Komedi Opera Van Java TRANS 7.
Nama Andre Taulany sebenarnya sudah dikenal sejak dulu, ketika dirinya masih berkarir di bidang musik dengan band nya Stinky. Nama Andre Taulany pun sempat tenar di kalangan industri musik tanah air. Sudah 8 Album dikeluarkan oleh Stinky. Stinky juga mampu menjual album mereka hingga 1 juta kopi melalu single andalan mereka yaitu “Mungkinkah” dan “Jangan Tutup Dirimu”.
Saat ini, nama andre taulany tidak dikenal sebagai musisi melainkan sebagai komedian. Karena aktingnya yang kocak di berbagai acara komedian membuat dirinya lebih dikenal sebagai komedian. Beberapa acara yang turut membangun kembali eksistensinya di dunia hiburan tanah air yaitu lewat akting kocaknya di acara komedi “Opera Van java”. Selain OVJ, andre juga sempat berakting di beberapa acara komedi seperti, Ngelenong Nyok, Komedi Betawi, dan Lenong.co.id
Saat ini Andre Telah menikah Dengan perempuan asal padang bernama Rien Wartia Trigina atau sering dipanggil dengan Rien. Dan telah dikaruniai seorang anak laki – laki.

sumber : http://aldamisite.blogspot.com/2011/01/10-pelawak-terpopuler-indonesia-plus.html

Saturday, January 22, 2011

1. Nike Ardilla

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum orange jus. Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.

Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya yang terakhir.

2. Poppy Mercury

Poppy Yusfida atau yang lebih dikenal dengan nama Poppy Mercury, adalah penyanyi kelahiran Bandung pada tahun 1973 ini populer lewat lagu Surat Undangan yang populer di era 1990-an. Namun pada tahun 1995 pada saat kariernya sedang di puncak ia meninggal akibat komplikasi Maag, Bronchitis/radang tenggorokan atau yang lebih dikenal dengan diphteri dan Rematik di RS. Hasan Sadikin, Bandung. Poppy Mercury meninggal pada tanggal 28 Agustus 1995 pada usia 22 tahun.

3. Abiem Ngesti

Abiem Ngesti, pelantun lagu 'Pangeran Dangdut' (dirilis 1992) merupakan satu2nya penyanyi anak2 yang 'terus terang' meniti kariernya lewat jalur dangdut, dan sempat ngetop sebagai penyanyi dangdut remaja dengan album album selanjutnya, antara lain 'Kugenggam dunia' dan 'Dahsyat' (1995).

Sayang sekali obsesinya untuk menjadi Raja Dangdut di masa depan, tidak kesampaian, sebuah kecelakaan merenggut nyawanya di tahun 1995, menyusul beberapa selebriti lain yang mati muda di tahun itu juga (Nike Ardilla, Ryan Hidayat, Andy Liani, Poppy Mercury)

4. Andy Liani

Tahun 1990an memang banyak sekali musisi di tanah air ini. Mereka produktif dalam menghasilkan karya yang berkualitas. Termasuk Andy Liany, vokalis asal Bandung yang menorehkan kenangan manis bagi penggemarnya. Andy Liany meninggal dunia ketika karirnya sedang berkembang. Kini Lagu-lagunya menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi penggemarnya. Ada beberapa lagu yang menjadi hits dari Sang vokalis. Misalnya Sanggupkah, Antara Kita, Ingin Rasanya. Gambar di samping adalah cover kaset untuk album Satu Cita, sebuah Single Album, yang mengenalkan nama Andy Liany di blantika musik Indonesia di tahun 1991.

sumber : http://arenaphoto.blogspot.com/2010/07/penyanyi-penyanyi-terkenal-yang-mati.html

Foto syur Payudara Rahma Azhari Di Remas Beredar di Internet. Foto syur artis Rahma Azhari kembali beredar di internet. Kali ini adik kandung aktris Ayu Azhari itu tampil dengan pakaian lumayan seksi. Tak hanya di situ, ia duduk di pangkuan seorang pria bertopi. Si pria dengan senyum mengembang memeluk Rahma dan meremas bagian dada kirinya.

Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, , Rahma justru menganggap santai foto-foto tersebut. Menurutnya, tak ada yang harus diributkan dari foto-foto itu. Ia bahkan menganggap foto tersebut hanyalah kerjaan orang-orang iseng.

“Foto-foto itu hanya bercanda-canda aja, yang penting enggak di-blow up. Itu kan teman-teman, semua sudah seperti keluarga. Saya ketawa aja melihat foto itu, mungkin ada yang iseng mau blow up. Menurut aku itu enggak penting, biasa aja, itu foto bercanda, dan aku enggak merasa terganggu,” ujarnya.

Diungkapkan Rahma, foto tersebut diambil ketika dirinya sedang menjadi bintang tamu di sebuah acara. “Itu ketika ada acara di salah satu kafe di Senayan. Saya habis menyanyi terus foto ramai-ramai. Saya enggak peduli, sudah biarlah. Saya enggak mau mikirin. Saya sudah keseringan seperti ini,” ungkapnya.

Toh, menurut Rahma, pria yang bersama di foto tersebut adalah saudaranya. “Tanggapan keluarga enggak peduli karena foto itu enggak penting, di foto itu kan adik sepupu. Saya enggak punya niat apa pun. Saya tetap jadi diri sendiri, terserahlah ini hidup saya, mau ngapain aja terserah saya,” tegasnya.

sumber : http://arenaphoto.blogspot.com/2010/08/foto-payudara-rahma-azhari-di-remas.html

 

blogger templates | Blogger